Jumlah Pengunjung

Thursday 8 October 2015

Pertemuan

ini cerita tahun sebelumnya tepatnya pada tahun 2014, ane ketemu dengan seorang wanita yang hitam tinggi dn kurus, ane melihatnya saat itu sangat mengikat hati ane, sampai ane tak bisa mengeluarkankata-kata begitu kagumnya ane dengan dia,

sebelumnya, disaat itu kami sedang mengikuti sebuah musyawarah ane mewakili sebuah pengurus atau disebut dengan delegasi, kami berdua beda delegasi, walaupun kami sebenarnya tetanggaan,
(maaf ne ane kagak bisa nyebutin dari mana delegasi ane dan di heheh)

selama 5 (lima) hari kami di sebuah ruang untuk memperjuangkan hak-hak yang tak perlu (heheh), selama 5 hari kami bersama-sama benih cinta mulai tumbuh (yaelah) ane sudah sering memperhatikannya mulai dari jalannya tingkahnya (namanya juga suka)

dan tiba akhiranya kami pulang dan ane berpisah dengannya, setibanya ane dirumah ane terus terbayang dan juga terus terpikirkan dengannya, apakah dia malaikat hitam ane atau pencabut nyawa(hahah yang gak-gak saja), ane mulai mencarinya di mulai dari sebuat media sosial yaitu Facebook, ane mencari namanya (sebelumnya ane tau namanya dari tanda pengenal yang dia kenakan) setelah ane mencari alhasil ane mendapanya dan meminta pertemanan, tapi tak lama kemudian diapun menerimanya, kamipun langsung chat (ngobrol) dn disitu ane memberanikan diri untuk meminta nmor Hpnya, ane berfikir kalau dia tidak akan memberinya tapi begitu kagetnya ternyata dia memberi dan disitu ane sangat merasa bahagia bercampur malu (es cendol kali) nah setelah mendapat nomor ane mulai mndekatkan diri untuk bertanya akan dimana dia tinggal (masa itu masih keppo dan juga ababil) nah setelah semuanya ane tau, begitu kagetnya, kalau dia itu adalah anak pesantren dan juga anak kandung POLISI, sebenarnya yang membuat ane kaget itu adalah dia ana polisi, sedangkan ane sangat fobia sama yang namanya polisi, hadehhh

lambat laun dengan memberanikan diri ane terus mendekatkan diri untuk mendapatkan hatinya, walaupun ane fobia yang nama polisi, tapi karena dia ane memberanikan diri dan untuk tidak takut lagi,

sampai pada akahirnya ane memberanikan diri untuk nyatakan cinta kepadanya, tapi dengan jawaban polosnya dia mengatakan kita berteman saja, walau hati rasanya hancur, tapi ane pantang menyerah untuk mendapatkannya, ane terus berusaha, samapai pada akhirnya ane mendapatkannya dan kami berjanji akan menikah..

hahha itulah cerita ane.

Sunday 4 October 2015

Membalikan kehidupan

Cuaca yang terik tuk menyinari bumi ini, dan manusiapun beraktifitas dengan kesibukannya masing-masing, dalam cuaca yang seperti ini kita juga tetap harus bersyukur yang telah memberikan kita kehidupan dan juga memberi cahaya buat kita semua, tuhan yang maha pengasih.

Nah lain pula untuk anak-anak kos pada zaman sekrang, bila teriknya mata hari mereka meminta hujan, bila hujan meminta teriknya mata hari, permintaan yang sangat membingungkan, (nama juga manusia) walaupun seperti itu mereka tetap bersyukur kok, itupun kalau lagi awal bulan sih, hahahah

Bukan itu permasalahaannya, biasanya anak kos lebih suka kerja malam bahkan kalau bisa kuliah malam, karena kehidupan mereka sudah berubah, siang jadi malam, dan malam jadi siang, begitu juga dengan aktifitasnya, dan bahkan ada yang lebih gila lagi menghayalnya,

Dia bercita-cita untuk menjadi seorang pemimpin (bupati) sibuah kabupaten, niatnya itu hanya untuk merubah kehidupan seseorang/pegawainya yang biasanya kerja pagi pulang sore, menjadi kerja malam pulang subuh,

Pegangan filsafat (pemikiran) terpandu pada saat kehidupan dia bersama teman-teman selama menjalani kehidupan menjadi mahasiswa, gilakan??
Itulah manusia, hehehhe

Ane juga manusia,
Namanya ja cerita reneng (stres) yang nulis juga reneng,
Hanya untuk menghibur.

Saturday 3 October 2015

Bingung dengan pertanyaan

Bingung untuk malam ini, pertanyaan yang tidak pantas n wajar untuk seorang mahasiswa setampan ane hahahah (mengahayal bolehkan),

Saat nongkrong bersama temen-temen yang udah mendahului ane, karena sudah menikah dan selalu bertanya ente kapan nyusul kita-kita ke pelaminan, tapi pertanyaan itu udah sering ane denger so biasa aja lagi pula masih banyak kok wanita yang belum di nikahi hehehe

Ada sih yang sangat membunuhku saat ini, tapi ane tetap tegar walaupun itu sangat menyayat hati nan lembut ini, heheh :D

Walaupun temen-temen selalu mengirimkan foto atau memasang dijejaring sosial yang tidak mengkin melewati mata ane tuk melihatnya dan selalu ane mengucapnya dengan penuh harapan 'Selamat Ya'

Inilah yang membuat ane bingung dengan semua pertanyaan teman-teman ane saat berkumpul, kapan WISUDA????
Saat itu juga ane langsung ya tuhan cabut nyawaku...

Hahahahah
Cerita tuk malam ini ya.

Friday 2 October 2015

Grafitasi

Jam sudah menunjukkan angka 12.45 WIB itu pertandanya para penghuni kos bangun untuk menghiasi dunia ini (haha kayak ngecet saja), saat mata terbuka hanya satu yang mereka cari yang pertama kali adalah Hanphone, untuk mengecek apa notif yang masok walaupun dalam hati berharap ada sms dari emak dengan berbunyi "Nak uang sudah mak transfer ya" hahah
Tapi itu hanya hayalan, (inikan akhir bulan)

Nah biasanya para penghuni kos kebangun dari mimpi indahnya ada 3 faktor :

1. Kebelet Pipis/BAB (ini tidak terlalu terpengaruh karena selesai itu, langsung lanjut tidur.

2. Ada yang mengetuk pintu kos (nah ini yang membuat bising, biasanya yang datang itu pacar temen untuk membangunin dianya, nah yang paling horor kalau awal bulan gitu yang ngetuk pintu ibu kos, "pura-pura mati ente di kos hahah")

3. Lapar (nah ini hal yg wajar bagi umat manusia, nama juga sudah siang, tapi gak wajar kalau lagi akhir bulan laparnya hahah)

Itu dia yang membuat grafitasi di kamar apa lagi di atas kasur berubah drastis sampai mencapai 180 derajat, seakan berada di luar angkasa.
Hahahah
Seperti pengalaman saja..
Hidup anak kos.

Belajar tapi unik

Malam yang terus larut, tapi yang masih menyandang statua mahasiswa akan terus berjuang yang namanya tugas dan juga tulisan-tulisan yang membuat kami bingung, hehehe

Itulah mahasiswa, dengan bermodal kopi hitam gelas kecil, bisa Wifian semalaman, (maklum akhir bulan), tapi tidak boleh putus asa, demi mengejar impian untuk menyandang gelar sarjana (itupun kalau gak putus dijalan ya haha)

Nah yang uniknya ni kalau datang yang nama tugas kelompok, apa lagi kalau kelompoknya gokil-gokil habis, bahkan ada yang eksis sendiri dan gak katuan (yang penting update) dari sebagian kelompok itu hanya 1 (satu) orang yang bener-bener membuat tugas, dan yang lain, (waduh susah dijelasinnya hahah) yang pasti kalian juga pernah merasakannya,

Inilah ceritaku selama menyandang mahasiswa, malam besok update lagi deh... Heheh
Karena mungkin sudah lama banget kagak update di blog ini... Bye.

Wednesday 11 March 2015

Mantan berubah Kuntilanak



Malam sobat ane yang kece, malam ini ane mau ceritain tantang kehidupan malam minggu yang kelabu bagi cowok yang banyak mantan.,.,
nah langsung ke TKP >>>>>


  Cerita ini berawal dari sore sabtu sabtu saat ane lagi nongkrong bersama temen-temen ane, lagi seru-seruan lagi ceritain masalah cewek cantik yang duduk tepat arah jam 3 kami semua, "entah iya tu" hehehe
Ohya kami semua ada 8 orang yang duduk pada sore hari itu, dan kami semua ada pacar lho, heheh "sombong dikit" dan kami nongkrong diWarkop tempat biasa yang biasa kami sebutkan adalah rumah ke dua atau kantor, hahahahah tidak jauh sih dari tempat tinggal kami, tapi dalam cerita ini ane kagak sebutkan nama mereka ya, di sensor ja, sebut saja namanya bunga bangkai,, hahahah

Lanjut, sore itu datang temen yang ganteng dan kekarlah badannya, biasa olahraga tu orang, nah temen ane yang satu itu yang sangat penakut akan yang namanya makhluk Hawa, dan sampai sekarang tidak pernah merasakan yang namanya PACARAN, tapi itu tidak berpengaruh bagi kami, heheh, nah jadi kami sudah beranggota 9 orang nambah atu orang itu, "kayak BOYBAND saja" ahahahah

cerata semakin seru, sampai waktupun kami tidak hiraukan, tiba-tiba ada temen ada yang bergerak bangun untuk meninggalkan kami semua, iya sih waktu sudah menunjukan jam 18.00 WIB "karna kami bagian barat"

kami mulai percakapan serius,

Jono : bon, ini hari apa sih?
bon : ne hari sabtu kalau kagak salah? hehehe
jono : berarti ntar malam minggu dong?
bon : insyaAllah kalau jadi...
jono : ane harus pulang ne tuk mandi,,
bon : tumben ente mandi, biasanya juga kagak,
jono : karena malam minggu ane mau jalan bareng pacar.

ane langsung terdiam. langsung yang lain ikut bngun tuk ninggalin ane sendirian di warkop itu,
dan temen ane yang jomblo atu ne bertanya..

anto : ente kagak malamingguan ama cewek ente,
ane : kagak cewek ane jauh, dia cuma kemari saat kuliah ja, pulang kuliah langsung caw kerumahnya,
anto : kasian banget ente,,, ya udah entar malam nongkrong aja ma ane di warkop pok atik, gimana?
ane : males ah, ane kagak mau keluar malam minggu,
anto : kenapa?
ane : takut ketemu mantan..
anto : ahahahahahah kagak bisa move on ternyata?
ane ; bukan begitu nto, sendainya ketemu di jalan tu lebih mengerikan dari pada ketu kuntilanak nto,            segitunya mengerikan kalau ketemu mantan, hahahah, udah ah yok balik,
anto : ane kagak ngerti pikiran ente bon.. yoklah...

dan ane kerumah dan kagak kelewar rumah sebelum habis yang namanya malam minggu, dan anto nongkrong di warkop pok atik,
dan temen ane yang lain malam mingguan,,
sekian.,.,.,.

pesan,
 maksud ane tu, sakit hati ketemu mantan, karena cowoknya lebih jelek dari pada kita.,.,
hahahahhahahaahahha

Sunday 1 February 2015

Izinkan Aku Menciumu Ibu


ibuSewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku ‘dipaksa’ membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun.
Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.
Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu engkau melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.
Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.
Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.
Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.
Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya.
Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.
Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.
Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do’a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.
Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.
Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu.
Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulan untuknya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.
Ya Allah ampunilah aku dan kedua Orangtuaku, dan sayangilah mereka sebagaimana meeka menyayangi aku sewaktu aku masih anak anak